Yuk Ikutan Even Desember 2013 Event Puisi “Special Ultah Lavira Az-Zahra.” DL 10 Desember 2013!

Senin, 07 April 2014

Widgets

Bukan satu-satunya impian


Sejauh ini mata masih kosong belum mampu menelusuri kilauan mimpi bahkan untuk mengkhayal saja terasa jauh. Iya, begitulah gambaran tentang aku yang dulu mengejar impian sebatas harap. Aku merasa waktu itu aku mempercayai bahwa mimpi harus satu dan harus diperjuangkan. Jika tidak maka akan musnah. Dan mimpku kala itu adalah ingin menjadi seorang sastrawan, bisa berpuisi dan menjadi perawat. Iya, itu mimpiku.
Namun keyakinan waktu itu harus memudar karena sebaik-baik rencana masih rencana Allah yang terbaik. Tanpa kita sadari rencana Allah jauh dan sangat jauh dari apa yang kita harapkan, dan mengklaim bahwa apa yang kita inginkan tidak selalu di dapatkan. Pernyataan itu salah wahai sahabatku semua.
Aku bercita-cita menjadi perawat, namun ketika lulus dari SMA ternyata orang tuaku menginginkan aku mengikuti Tes Seleksi KOWAL (Korps Wanita Angkatan Laut), dengan dalih “Bekerjalah dulu Nak, Nanti bisa kuliah dengan uang sendiri.Maklumlah, karena hanya ibuku saja yang bekerja, membiayai hidup ketiga anaknya. Aku mengiyakan keinginan Orang Tuaku dan aku mengerti orang tuaku kecewa melihat aku telah gagal seleksi Kowal. Bahkan untuk yang kedua kalinya. Dengan dalih tidak ingin memperkeruh kekecewaan kedua orang tuaku, aku meminta maaf dan mohon do’a restu untuk melanjutkan sekolahku (Kuliah). Dengan persiapan singkat bisa dibilang aku memilih jurusan yang tidak begitu aku menyukainya, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Mungkin bakat mengajar sudah terlihat dalam diriku karena aku anak dari seorang Pengawai Negeri Sipil. Ibuku seorang Guru Sekolah Dasar.
Allah menunjukkan kebesarannya lagi, dengan ujian Krisis Ekonomi dikeluargaku. Aku juga tidak sampai hati melihat ibu bingung mencari penjaman sana sini hanya untuk membayar uang kuliah semester 3 yang sudah dikerjar-kejar waktu karena Ujian Semester akan dilaksanakan, dan jika saya belum membayar maka tidak dapat mengikuti ujian tersebut. Beban ibu semakin berat karena adikku juga masih duduk di bangku Sekolah dasar dan sama-sama membutuhkan biaya untuk biaya memasuki Sekolah Menengah Pertamanya. Melalui pertimbangan bahwa kuliah tidak ada kata terlambat, aku memutuskan untuk cuti dari perkuliahan walaupun terkadang berprasangka buruk kepada Allah SWT. “Allah, jika tidak berkenan dengan pilihanku, maka aku memasrahkan semua urusanku kepadaMu.” Begitulah kata hatiku bergumam karena menelan ujian yang seperti itu. Akupun marah kepada orang tuaku sebab aku tidak bisa menikmati masa-masa remajaku sama dengan teman-temanku yang lainnya.
Aku tidak ingin terbuai dengan banyak prasangka buruk dan terus menyalahkan keadaan serta menjatuhkan asa yang masih tersisa. Aku mencoba mencari pekerjaan untuk mengisi hari-hariku selanjutnya dan ternyata mencari pekerjaan itu sangat sulit. Kebetulan ada lowongan kerja sebagai seles motor, aku tidak menyangka bahwa  pekerjaan ini sulit karena harus rela berpanas-panas ria menjajakan brosur,mempromosikan motor dan itu gajinya tak seberapa. Alhamdulillah sepulang kerja diluar rumah aku masih bisa menjadi guru les untuk anak-anak SD dan SMP dilingkungan desaku.
Allah SWT Maha membolak-balikkan keadaan hati dan aku mulai ragu dan cemas ketika harus melanjutkan kuliahku yang tertunda. Bukan karena tak mampu tetapi aku tidak nyaman mungkin faktor internal yaitu tidak bersama-sama lagi dengan teman seperjuanganku dulu. Namun mengingat ibuku, aku memilih bertahan hingga semester 4 selesai. Rupanya Allah SWT telah mempersiapkan semuanya, Dia telah mengizinkan aku untuk melepas masa lajangku. Iya, kekasihku melamarku dan akan melangsungkan pernikahan. Sempat orang tuaku berberat hati karena melihat aku yang masih kuliah, tetapi allah melapangkan dan melancarkan semuanya. Sujud syukur kembali, semakin aku mempercayai bahwa ujian allah akan mendekatkan kita kepada hikmah yang berpontensi kebaikan. Barokallah, Bapak mertuaku menawariku untuk mengajar TK dan saat itu juga ALLAH SWT memberiku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa berkarya lewat tulisan. Dimana impian waktu kecil masih terukir jelas didalam harapan hati. Aku meyakini bahwa mimpi bagian rencana ALLAH SWT. Satu persatu naskah puisiku lolos ketika ikut lomba meskipun belum juara, masuk dalam deretan puisi yang terpilih dari ratusan puisi yang terbaik itu suatu kebanggaan tersendiri untukku.
Inikah cara ALLAH SWT mencintaiku? Mengenalkan aku dengan banyak mimpi yang tak terduga lewat ujiannya yang sempat menuai keputusasaan. Sahabatku yang dirahmati ALLAH SWT, hapuslah jika kalian menulis satu impian saja tanpa mempercayai bahwa mimpi yang lain mampu kau taklukkan. Semuanya ada pertimbangan yang akan meyetarakan antara usaha dengan kesuksesanmu. Begitu juga kisahku ini, tidak mudah melewati semua ujian yang ada,sebab kemilau impian itu sangatlah mahal. Gapailah terus kemilau itu, genggam erat setiap niat yang kau ucap. Jangan pernah takut terjatuh ketika impianmu terlalu tinggi justru dengan begitu kau akan mencicipi cita-cita yang berserakan. Tenanglah wahai sahabatku,  jika kau gagal ALLAH SWT akan menggantikannya jauh lebih baik.
Ini cerita tentang perjuangan menggapai cita-citaku. Alhamdulillah sekarang aku tengah diberi anugrah yaitu menikmati sebagai seorang istri dan ibu untuk anak pertamaku. Barokallah ya rabbi…

Kencong, 06 April 2014.

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author:Ressa Andi Pratiwie
Seperti itulah Manusia.. ada hujan ada pelangi.. namun tak tahu ketika tiba-tiba hujan berganti badai.. Read More →

0 komentar: